Kontrol si Cantik di 38week

Hari ini kontrol my baby -yang di usg berulang kali katanya fix cewe- sama dokter Regina. Pas banget masuk ruangan bu dokter ehh adzan magrib. Jadinya kontrol dalam keadaan puasa kelebihan waktu sedikit deh. Pas keluar ruangan langsung cuus melahap tahu goreng dan es teh yang sempet dibeli ayahnya sebelu masuk ruangan.

Seperti biasa ditanya kabar dan ada keluhan apa setiap awal ketemu bu dokter. Langsung deh cerita kalau perut atasnya tu sakit banget. Sumpah, kaya ketarik. Ngilu, nyeri, pokoknya bikin susah gerak. Ternyata kata bu dokter itu biasa karena beban perutnya tambah besar, jadi urat dan otot perutnya ketarik. Yaampuun, ini derita yang paling terasa dibanding punggung pegel. Kalau mau nangis mah nangis deh, secara jadi kaya nenek-nenek yang kudu pelan geraknya.huhu.. Tapi mengingat sebentar lagi debay InsyaAllah launching, waah dikuat-kuatin deh. Ayooo nak, cepat keluar supaya kita sama-sama nyaman..

Pas kontrol tadi seperti biasa di usg. Alhamdulillah katanya semua normal. Ketuban bagus, besarnya pas (3,1kg), jenis kelamin keliatan banget perempuan. Jadi, InsyaAllah mau lanjut puasa. Nanti cuti puasnya kalau tanda-tanda persalinan sudah mulai terasa aja.

Nah, selain di usg tadi juga dilakukan pemeriksaan dalam. Tuk cek panggul katanya. Jadi, jari bu dokter masuk tuk ngecek posisi bayi sekaligus lebar panggul. Kata bu dokter, posisi bayi memang belum masuk panggul. Tapi sudah mulai mendekati. Nanti seiring kontraksi biasanya akan semakin masuk. Jadi, aku nggak perlu panik diukuran segini belum masuk panggul. Trus kata beliau ukuran panggulku Alhamdulillah lebar. Jadi biasanya gampang tuk lahiran. Aamiin.. Mudah-mudahan bener.. 😄

Tapi kata bu dokter aku tetep kudu banyak baca tentang proses persalinan dan menyusui. Tekad aku juga harua kuat kalau bisa lahiran normal. Itu kunci bisa lahiran normal kata beliau. Siap bu dokter, mau dibaca2 lagi bukunya..

Oia, bu dokter juga nyampein berita yang weeew juga. Ternyata beliau dari tanggal 4-18 Juli mau cuti liburan. Alhasil, aku yang emang udah deket HPL ini jadi perhatian dia. Kalau sampai tanggal 4 belum lahir, terpaksa nanti kalau lahiran dibantu dengan dokter lain. Beliau menyarankan dengan dokter Aditya Maharani (yang menangani waktu kuret di kehamilan pertama), atau dokter Upik (dokter kandungan yang ada terus di rumah sakit). Kalau boleh jujur mah maunya sama dokter Regina aja. Secara beliau yang tau riwayat kehamilanku ini. Tapi apa mau dikata, kalau ternyata debay belum mau keluar sebelum dokternya liburan, yaa pasti diganti dokter lain. Siapapun yang ngebantu persalinan, fokusnya kan ibu dan bayi selamat. Jadi seharusnya nggak masalah siapa yang bantuin, sama aja istilahnya. Mereka sama-sama enak dan jago juga katanya. Yaaah, kuterima saja lah..huhu

Tapi aku masih berharap bisa lahiran dibantu dokter Regina. Makanya ini mau coba ngerayu debay supaya mau keluar sebelum dokternya pergi. Memang sih, debay punya waktu sendiri tuk lahir. Tapi kan kita juga harus usaha. Siapa tau debaynya mau bantu dan mengerti. Aamiin.. 😁

Ayo, Nak.. Kita lahiran lebih cepat dari HPL. (Seingatku 7 Juli, tapi di data bu dokter 9 Juli katanya). Biar bisa sama bu dokter yang ngebantu kita. Terus biar nggak ngerasain induksi juga kalau batas waktu HPL kamu habis. (Biasanya 3 hari setelah HPL mulai dipikirin tuk induksi.huhu). Kita kerja sama yaa, sayang.. 😘

Senam Hamil kedua

Sabtu, 30 Mei 2015 aku ikut senam hamil lagi di Hermina Grand Wisata. Itung-itung masih memanfaatkan voucher free senam hamil.hehe

Senam hamil kali ini lebih banyak yang ikut. Kira-kira sepuluh orang dengan rata-rata wajah baru, bukan peserta di minggu kemarin. Tapi tetep ukuran hamilnya nggak jauh dariku, antara 33-37 minggu laah. Ehh, tapu ternyata ada yang 27 minggu juga. Udah nggak sabar mungkin ibunya..hehe

Senam dipimpin oleh bu bidan lagi, yang lagi-lagi lupa siapa namanya.hihi.. Aku kira gerakannya bakal sama persis sama bu bidan kemarin. Tapi ternyata beda loh. Yaa ada yang lebih detal bu bidan ini, ada juga yang lebih lengkap di bu bidan kemarin. Intinya mah saling melengkapi. Jadi nambah banyak ilmunya. Tapi karena beda gerakan itulah akhirnya aku gagal paham alias nggak hapal-hapal gerakannya buat dicoba sendiri di rumah. Haduuh, daya ingatku memprihatinkan ya? Huhuhu.. Tapi yaa yang aku inget banget dari pertemuan kemarin itu soal betapa pentingnya latihan mengatus nafas untuk persalinan. Bagaimana nafas saat kontraksi, saat mengedan, atau agar bisa mendoro bayi ke bawah. Jadi ternyata cara nafasnya berbeda loh.

Kata bu bidan, kalau saat gelombang cinta datang alias kontraksi lagi berasa, kita harus bernafas panjang. Jangan malah dipakai teriak. Jadi harus ambil nafas dari hidung, tahan, lalu hembuskan lewat mulut. Kelihatannya sih mudah, tapi kata orang-orang yang udah lahiran mah boro-boro mikir atur nafas, mikirin sakit dan mulesnya aja udah bikin lupa buat nafas. Nahlo? Nah, kalau saat harus mengedan, nafasnya beda lagi. Ketika posisi kaki dan tangan kita sudah oke untuk melahirkan trus dokter udah nyuruh untuk mengejan, siap deh pakai nafas cepat. Nafas cepat itu caranya dihirup lewat mulut trus langsung dihembuskan lewat ngejannya. Percobaan ini berlangsung sebanyak 3x. Harusnya bayi udah lahir, tapi kalau belum, langsung atur nafas panjang lagi. Terakhir, atur nafas agar bisa mendorong bayi turun ke bawah. Caranya dengan posisi telentang ambil nafas lewat hidung dengan menggembungkan dada, lalu hembuskan lewat mulut dengan mendorong nafas dan menggembungkan perut. Kata bu bidan ini bisa mendorong bayi turun pas melahirkan.

Hmm, kira-kira itu aja yang paling aku dapet dari pertemuan kemarin. Mudah-mudahan sih nggak salah info, nggak salah inget juga. Klo pun salah, monggo dikoreksi dan maafkanlaaaaaaah.. 😁

Btw, akankah ada cerita soal senam hamil lagi? Tunggu info berikutnya..hihihi

  • Facebook

  • Arsip

  • Kategori

  • Tag

    akad nikah B1A4 bahasa Indonesia baro batik Batu Bekasi belanja keperluan bayi berbicara Bromo choi jong hun cinta cita-cita dr. Regina Tatiana Purba Dr. Regina Tatiana Purba S.POG Dr. Sri Redjeki dr. W. S. Redjeki S.POg dr Regina Tatiana Purba Spog fanfiction film film barat film indonesia filosofi ft island gongchan guru hamil hermina grand wisata honeymoon ibu iko uwais ingin hamil jalan-jalan jinyoung jogja kampus keluarga khaylila kontrol hamil korea kuliah lamaran mega bekasi hypermall melahirkan membaca mengajar menjadi ibu menulis menyimak motivasi moto gp my wedding novel parenting pedrosa pernikahan persahabatan persalinan pregnant Promavit puisi renungan resepsi RS Hermina Grand Wisata rsia bella bekasi sabar sarjana sastra Indonesia sekolah dasar semangat senam hamil seserahan the raid trimester tiga wisuda
  • Tulisan Terakhir

  • Komentar Terakhir

    melody pada Pondok Indah Mertua VS Pondok…
    Yolanda ayu (@yolagu… pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    intan pada Rasanya Hamil Ketiga, Anak…
    Ika pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    alma pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    wickyyumma pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Titis pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Titis pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Adhari pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Indri Lutfi pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
  • Love Story

    Daisypath Anniversary tickers