Yeah, I’m Mrs. Wijayanto:)

Huaaaah, udah berapa abad gak nulis lagi?

Mangaaaaap ya saudara-saudara, lagi sok sibuk ni. Selesai urus yang satu, eh muncul satu lagi. Yah, inilah hidup. *ehh, kok malah curhat?

Oke, di sini aku mau kasih pengumuman. Mau press conference gitu kalau selebritis.

Jadi pemirsah, saya Alhamdulillah udah SAH menjadi istri dari seorang lelaki bernama Wibi Wijayanto. Ya, aku Mrs. Wijayanto sekarang. Yeeeeeeyyyy 😀

n1

Niat awalnya sih mau share dan cerita semua proses sampe gelar  itu kusandang. Tapi apa mau dikata, ternyata urus nikah tu sangat amat menyita waktu, tenaga, dan perasaan. Jadinya setengah-setengah deh infonya. Sekali lagi maaf ya. *Hawa lebaran udah mulai berasa, jadinya minta maaf mulu. Tapi saya akan tetap share secara singkat proses-proses yang saya lewati ya. Semoga membawa manfaat.

Hari H, 23 Maret 2013

Hari spesial yang nggak akan pernah terlupa. Gimana deg-degannya mau mendapatkan gelar baru sebagai istri, gimana sedihnya kalau ingat akan hidup sendiri dan pisah sama keluarga, gimana senengnya karena apa yang diimpikan bersama masku dapat terlaksana, gimana semangatnya walau harus dirias super tebal + aksesoris super ribet + baju yang bikin nyesek karena pake korset atau apalah itu namanya yang dibalik kebaya + sepatu berhak lumayan yang kesempitan, bahkan gimana capeknya duduk seharian di pelaminan. Semuanya itu tak akan terlupa, sampai kapan pun, hingga maut memisahkan. *eaaaaaa

Pukul 08.00 acara akad dimulai. Setelah prosesi darimulai sambutan sampe penyerahan seserahan, aku diumpetin dulu (walau sebenarnya nggak ngupet sih, karena cuma duduk di depan pintu masuk tempat acara.hehe).  Nah, pas mau prosesi akad yang dipimpin bapak penghulu, baru deh aku dipanggil. Dengan diiring kedua adik (kandung + ipar), aku digiring masuk ke tempat acara. Ngelewatin red carpet, difotoin sama banyak orang, dipuji-puji cantik, wuuuiiihhh berasa artis! Nggak heran kalau pengantin itu dapet julukan “Raja dan Ratu sehari”.

Lalu aku duduk dan mulai menyaksikkan penghulu memimpin acara. Sampai saatnya, Papaku pun menikahkan aku dengan masku. Kami pun SAH!! Tangis haru sempat kulihat dari kedua air mata orang tua kami. Subhanallah, gerbang baru kehidupanku terbuka. Kami pun menandatangani semua berkas yang dibawa pak penghulu. Sesi selanjutnya, tentu aja foto-foto! Gaya begini, pegang ini, natap  itu, dll. Sok artis bener dah..hehe

Setelah itu pemberian selamat kepada kami selaku pengantin beserta kedua orang tua kami di atas pelaminan. WOWnya, mau ngucapin selamat aja sampe antriiiiiii bener dah. Tapi Alhamdulillah, itu berarti yang menyaksikan prosesi nikahku banyak. Itu tandanya yang berbahagia juga banyak. 🙂

Cumaaaa, di setiap rencana pasti aja ada celanya, ada cacatnya, ada kurangnya. Begitu juga dengan acaraku. Bukan karena nggak dihadiri LEE MIN HO sebagai bintang tamu, tapi karena kami melewati sesi foto bersama seluruh keluarga. Selesai acara baru deh ngeh kalau kami nggak punya foto bareng keluarga besar. Uhhh, nyesel banget. Kalau bisa diulang, diulang deh. Tapi kan nggak bisa..

Yaa, jadi pelajaran juga sih. Serapi apapun konsep yang dibuat, pasti akan tetep ada kurangnya. Karena yaa emang manusia itu nggak ada yang sempurna. Kok yaa aku dan keluarga nggak ada yang inget, trus saudara dan panitia juga nggak ada yang sadar atau kalalu sadar tapi nggak ngingetin. Tapi emang sih, mulai dari selesai akad nikah suasana di tempat acara udah ribet. Semua panitia langsung gerak untuk menjalankan tugas masing-masing. Jadi, yaa aku bisa mengerti. Aku ikhlas. Yang penting SAH-nya, bukan fotonya. 🙂

Selesai foto, kami ganti baju kedua. Kebaya jawa gitu, karena ada acara adat Jawa yang dilakukan sebelum resepsi. Acara adatnya simple aja, bukan yang ribet dan semua adat dipakai. Aku cuma pake proses lempar sirih, muterin pengantin lelaki, pecah telor, nuang koin+biji+kacang (apa namanya, lupa), suap-suapan ketan kuning+air, dan sungkeman. Yaa adat itu cuma mau nunjukin dan memperlihakan budaya Jawa aja sih. Tinggal di bekasi yang sukunya beragam, bagus sebagai sarana promosi dan pelestarian budaya, kan?

Selesai adat, ada tarian jawa juga. Kalau ini sebagai sarana hiburan dan promosi budaya juga. *Cocok jadi duta budaya Jawa ni. Tariannya gatot kaca sama pasangannya. Namanya tarian apa gitu, nggak hapal. *Duta budaya kok nggak tau? Payah..

Umumnya tarian Jawa, pastinya emang lama. Tapi nggak yang kemayu dan lemah gemulai gitu sih. Gerakannya justru semangat dan mengandung banyak filosofi tentang hubungan suami istri dalam pernikahan. Untungnya penjelasan itu nggak semua disampaikan dengan bahasa Jawa oleh sang MC dari campur sari sebagai hiburan acaraku itu. Jadi, masih ada yang bisa ditangkep sedikit-sedikit lah, lah wong aku asik liatin penarinya.hehe

Acara selanjutnya, tinggal salaman sama tamu. Nyaris nggak duduk. Buanyak banget yang dateng. Sampe-sampe mas fotografer harus menghentikan antrian dan nyuri-nyuri waktu tuk foto. Tapi yaa Alhamdulillah.. 🙂

Ini beberapa foto yang kami lakukan, kaya model nggak? *haha, nggak sadar diri

n6

n2

n4

Soooooo, pemirsah..

Dari apa yang aku ceritakan di atas, aku menyimpulkan beberapa hal.

Manusia aja nggak ada yang sempurna, apalagi dengan rencana? Serapi dan sebaik apapun rencana yang sudah dibuat, pasti akan tetap ada kurangnya. Yang jadi masalah, bagaimana kita menyikapi hal itu. Berlarut-larut menyesalinya, atau berbuat yang lebih baik agar hal itu tak terulang lagi ke depannya? AKu milih yang kedua. Next, jika aku menjadi panitia pernikahan adikku, saudaraku, atau tetanggaku, aku akan memperhatikan apa yang kurang dari acaraku.

Pernikahan itu sejatinya memiliki arti yang paling utama pada prosesi ijab kabulnya. Jadi, nggak mesti tuh harus digelar mewah dan ngabisin banyak biaya. Apalagi sampe nyusahin diri ngutang sana-sini untuk sehari. Dengan kreativitas dan sadar diri dengan memilih tempat rias, tenda, atau tempat acara, kita bisa kok bikin acara yang terlihat sedikit “indah”. Aku mengadakan tempat acara di lapangan masjid dekat rumah. Nggak perlu sewa, dan lumayan cukup juga menampung tamu. Tinggal pilih warna tenda yang keliatan sedikit “wah” aja. Kreatif kita aja lah..hehe

Selama menyiapkan acara pernikahan, umumnya calon mempelai dan keluarga dikelilingi oleh hawa negatif. Pengennya marah terus, gampang kesel, lebih sensitif, sering cek cok nentuin segalanya, dll. Bahkan nggak jarang juga bisa slek sama vendor rias, tenda, atau kateringnya. Aku juga ngalamin itu, cuma karena warna tenda aja hampir perang sama pihak rias. Tapi Alhamdulillah ibu riasnya tenang dan sabar ngadepin aku. Jadinya smuanya bisa clear sebelum hari H. Biar nggak ada rasa gimana-gimana pas acara. Banyak-banyak sabar deh intinya mah.hehe

Oke, sekian. Terima kasih..

  • Facebook

  • Arsip

  • Kategori

  • Tag

    akad nikah B1A4 bahasa Indonesia baro batik Batu Bekasi belanja keperluan bayi berbicara Bromo choi jong hun cinta cita-cita dr. Regina Tatiana Purba Dr. Regina Tatiana Purba S.POG Dr. Sri Redjeki dr. W. S. Redjeki S.POg dr Regina Tatiana Purba Spog fanfiction film film barat film indonesia filosofi ft island gongchan guru hamil hermina grand wisata honeymoon ibu iko uwais ingin hamil jalan-jalan jinyoung jogja kampus keluarga khaylila kontrol hamil korea kuliah lamaran mega bekasi hypermall melahirkan membaca mengajar menjadi ibu menulis menyimak motivasi moto gp my wedding novel parenting pedrosa pernikahan persahabatan persalinan pregnant Promavit puisi renungan resepsi RS Hermina Grand Wisata rsia bella bekasi sabar sarjana sastra Indonesia sekolah dasar semangat senam hamil seserahan the raid trimester tiga wisuda
  • Tulisan Terakhir

  • Komentar Terakhir

    melody pada Pondok Indah Mertua VS Pondok…
    Yolanda ayu (@yolagu… pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    intan pada Rasanya Hamil Ketiga, Anak…
    Ika pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    alma pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    wickyyumma pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Titis pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Titis pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Adhari pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
    Indri Lutfi pada Kenapa ambil jurusan bahasa da…
  • Love Story

    Daisypath Anniversary tickers