Udah lama gak posting tulisan, sekarang nongol lagi dengan cerita seputar “The Raid”, film yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia.
The Raid, dari kemunculannya sudah banyak digemborkan kalau ini adalah salah satu film terbaik dari Indonesia. Tentunya dengan embel-embel action. Dari yang udah-udah, saya sebenarnya tidak terlalu suka film action. Selain karena full kekerasan *saya cinta damai dan takut liat orang berantem, juga karena film action dibintangi oleh tokoh yang kurang tampan *beda dengan drama. hehe..Â
Tapi beda dengan The Raid. Film ini memang termasuk film action yang full kekerasan, tapi karena isunya film ini keren dan sudah menyabet banyak penghargaan plus pemainnya yang tampan si abang Iko Uwais *tetep yang diliat pemainnya.hehe, makanya saya memutuskan untuk menjadikan film ini sebagai sasaran di bioskop untuk weekend kemarin. Dan komentar saya tentang film ini… EMANG KEREN!
Kenapa saya bilang keren? Biasanya yaa, film Indonesia itu berisikan adegan kalo gak yang serem ya seksi gitu. Tapi film ini beda. Sama sekali gak memakai dua hal itu. Dari awal penonton diperlihatkan bagaimana pengorbanan dan perjuangan seorang polisi yang sangat mencintai pekerjaannya, bagiamana keikhlasan istri yang melepas suaminya bertugas, bagaimana kekuatan keluarga dan orang terkasih yang mampu memacu semangat, juga diperlihatkan bagaimana kerelaan melakukan tugas dan menolong rekan setim walau harus mengancam nyawa sendiri.
Selain hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya.
Pertama, tentunya untuk para aktor, baik tokoh utama atau piguran yang memperlihatkan kemampuan beladiri mereka. Salut dan bangga karena silat bisa terlihat begitu ‘keren’ bahkan sudah mendunia. Gak kalah sama film-film Jackie Chan. 🙂
Kedua, sama efek darah dan properti yang mereka pakai di film itu. Biasanya film Indonesia kalau make darah untuk film, hasilnya mirip saos tomat atau cat. Sama sekali gak mirip darah. Tapi di film ini, entah kenapa saya melihatnya seperti darah beneran. Yaa seperti darah yang biasa dipakai di film-film horor/action luar negeri. Bahkan saya sampai mual dan pengen muntah saking liat banyaknya darah. Efek lainnya berupa alat tarung yang mereka gunakan. Pedang, golok, pistol, pisau, selama syuting tentunya itu tidak beneran, tapi terlihat seperti asli. Sepele sih, tapi ini sudah kemajuan yang luar biasa untuk fim Indonesia 🙂
Ketiga, bagaimana film ini bisa membuat saya tegang, tak berkedip, deg-degan, seolah-olah saya ikut main di dalamnya. Dari awal sampai akhir, jantung penonton tu rasanya gak mau dikasih waktu untuk istirahat. Benar-benar mengerikan! Apalagi ketika melihat penjahatnya yang walau udah dipukul, ditusuk, diapain juga, tapi gak mati-mati. Uhh, ikut kesel n gemes pengen nonjok.hehe
Keempat, film ini sukses bikin saya tutup mata liat adegan kekerasannya. Wuaaah, mau aktornya ganteng sekalipun, yang namanya ngeliat orang berantem, tusuk-tusukan, tembak-tembakan, perang kata kotor, itu masih tabu buat saya. Â Jadi yaa sempet syok banget liat adegan kekerasannya.huhu
Tapi overall, film ini tetep KEREN! 😀
Kayaknya itu aja komentar saya seputar The Raid. Bukan bermaksud sok tau, melebih-lebihkan, atau apa. Saya cuma mau berbagi pengalaman sebagai salah satu penikmat film. 🙂
Akhir kata, ayo majukan perfilman Indonesia yang berkualitas! 😀